- Tinta garis,
1.2. Tinta fleksografi,
Tinta ini di samping mangandung bahan pelarut (alkohol) juga mengandung bahan pengikat dalam bentuk tannine, shellak, atau arpus buatan. Sebagai bahan warna untuk tinta fleksografi yang normal digunakan zat warna dai. Tinta ini terdapat kelompok penting tinta pigmen. Tinta ini mengandung pigmen warna transparan. Ini terutama perlu pada tinta putih yang digunakan mencetak selofan. Untuk bahan warna yang dilarutkan, kita hanya membutuhkan bahan pengikat. Pada tinta pigmen harus digunakan bahan pengikat,yang lebih banyak, karena butir-butir pigmen akan terletak lepas di atas dasar, dan dapat dihapus. Gejala ini dapat pula timbul pada tinta-tinta lain.
1.3. Tinta rotasi cetak dalam/ rotogravure
Yang hampir sejenis dengan tinta fleksografl yang menutup, adalah tinta rotasi cetak dalam. Zat cair terdiri dari bahan pelarut, dalam hal ini toluol atau xylol dan bahan pengikat yang dilarutkan di dalamnya, misalnya bahan gilsonit (sejenis aspal alamiah), arpus – selulosa clan dan sebagainya. Bahan warnanya adalah pigmen. Pengeringan pada kertas, seperti pada tinta fleksografi, sebagian terjadi karena penguapan dan sebagian karena peresapan.
1.4. Tinta koran,
tinta kerja dan tinta cetak tinggi rotasi (Tinta tidak cepat menguap) a. Tinta koran rotasi Tinta ini sangat sederhana, pada prinsipnya terdiri dari minyak mineral dan pigmen. Tinta ini tak mengandung bahan pelarut yang menguap. Selain pigmen yang tak dapat larut (lengas gas atau jenis-jenis lengas yang lain), tinta ini mengandung zat yang disebut toner, ialah bahan pewarna biru atau ungu. Maksud dari toner ini adalah untuk menetralkan warna yang bernada kecoklat-coklatan yang menjadi sifat dari sebagian besar macam lengas. Minyak mineral yang digunakan untuk tinta koran, sering dilarutkan sejenis damar. Damar ini bukan bahan pengikat, karena setelah pencetakan tetap larut clan tak menunjukkan pengikatan pada pigmen. Cocok untuk bahan kertas yang mempanyai daya serat tinggi. b. Tinta koran hitam Tinta ini lebih kental dibanding tinta koran rotasi yang dapat dikatakan encer. Bila pada mesin rotasi digunakan tinta kental, maka kertas koran akan robek karena tertarik oleh tinta itu. Tinta kerja (smout) erat sekali ikatannya dengan tinta koran hitam, tetapi 15 di samping minyak mineral, mengandung pula vernis lena dalam prosentase tertentu. Tinta hitam kerja terutama digunakan untuk mencetak barang cetakan perdagangan (handelsdrukwerk) c. Tinta cetak buku clan roman Tinta ini lebih baik mutunya daripada tinta kerja, tetapi perbedaannya tidak demikian besar. Tinta inipun sedikit banyaknya mengandung minyak mineral.
1.5. Tinta minyak lena (lijnolie)
Tinta ini tak mengandung minyak mineral, tetapi hanya mengandung vernis minyak lena; pengeringan terjadi dengan cara bereaksi dengan udara. Dalam hal ini vernis minyak lena berubah menjadi unsur padat (linoxyn), di bawah pengaruh zat asam dari udara. Proses pengeringan ini dipercepat dengan menambahkan bahan pengering, seperti campuran timah, mangan clan kobalt, yang dicampurkan ke dalam tinta dalam bentuk pasta atau cairan (siccative). Tinta itu setelah satu hari (sering juga setelah beberapa jam) telah cukup mengering, sehingga bila kertas oplah ditumpuk dan dipotong, tak menunjukkan gejala menular. Dalam tinta minyak lena termasuk tinta ilustrasi clan tinta hitam cetak Was (prachtdruk). Dalam kelompok yang sama termasuk tinta offset, tinta mengkilap dan beberapa macam tinta yang digunakan pada mesin cetak tinggi untuk mencetak permukaan-permukaan rapat seperti misalnya kertas logam dan selofan. Tinta-cetak minyak lena yang modern (untuk cetak buku maupun offset) biasanya mengandung arpus buatan atau alamiah, yang telah mengalami proses perubahan kimia. Tinta yang mengandung arpus ini menunjukkan 16 kilauan yang lebih dan mengering lebih cepat dari tinta minyak lena biasa. Kita sebut tints ini dengan nama, “tinta sintetis”.
1.6. Tinta heat-set (kering dengan panas)
Untuk memperoleh pengeringan yang cepat, tinta dari macam minyak lena diolah dengan campuran kadar minyak mineral tertentu. Tinta ini digunakan pada mesin rotasi yang berputar cepat untuk pencetakan. majalah yang menggunakan kertas cetak seni (kunstdruk) dalam, bentuk gulungan. Jalur kertas setelah dicetak dilintaskan melalui sederetan api gas yang memanasi jalur sedemikian rupa sehingga minyak mineral menguap. Setelah didinginkan, tinta telah cukup kering, sehingga barang cetakan dapat dipotong dan dilipat. Tinta demikian disebut tinta Heat-set.
1.7. Tinta cepat-kering (quick-set)
Tinta lain yang cepat sekali mengering ialah tinta “Quick-set”. Sebagai bahan pengikat digunakan suatu zat, sejenis getah karet, yang sangat halus dalam minyak mineral. Segera setelah tercetak, minyak mineral yang tipis diserap kedalam kertas, sedang karet yang mengembang merekat satu sama lain, hingga menjadi lapisan dan mengikat pigmen pada permukaan kertas. Banyak tinta modern yang cepat mengering dibuat menurut prinsip mi. Tetapi sebagai pengganti karet dan minyak mineral digunakan suatu arpus buatan dan bahan pelarut yang encer sekali. Setelah pencetakan, seperti pada tinta quick-set, terjadi pengeringan yang cepat pada lapisan tinta, sedang pengerasan selanjutnya terjadi seperti pada tinta minyak cat.
1.8. Tinta dengan pengeringan uap air (moisture-set ink)
Yang juga cepat mengering adalah yang disebut tinta dengan pengeringan uap air (moisture-set atau steam-set ink). Tinta ini tak mengandung ‘minyak; bahan cair dibentuk dengan larutan sejenis Sistim Penintaan Cetak arpus buatan dalam sejenis gliserin, ialah glycole. Glycole ini dapat dicampur dengan air, tetapi segera menyerap air; arpus menjadi membeku dan dengari cara demikian mengikat pigmen-pigmen pada kertas.
2.2. Sifat-sifat tinta cetak (Ink property) Sistim penintaan dapat dibagi menjadi empat bagian:
- Bak tinta, tempat persediaan tinta
- Rol bak, fungsinya mengeluarkan tinta dari bak ke rol-rol distribusi melalui rol jilat. c. Rol-rol distribusi atau seksi distribusi, yang menerima lapisan tinta tebal dari rol bak, menyebarkannya menjadi lapisan yang tipis merata, dan menghantarkannya ke rol acuan (pelat).
- Rol-rol acuan atau rol-rol pelat, yang menghantarkan lapisan tinta kepada permukaan pelat ofset dengan ketebalan yang tepat. Sistim penintaan dari pada mesin-mesin cetak Letterpres pada prinsipnya sama dengan sistim penintaan diatas, demikian juga fungsi masing-masing bagian. Gambar
Akhirnya tinta pindah dari acuan ke kain karet lalu ke kertas cetak. Sifat-sifat tinta cetak jika mungkin harus disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap tahap penghantaran tinta. Daya alir tinta cetak agar dapat mengalir dari bak tinta sampai kepermukaan bahan cetak (kertas) disebut flow. Alat untuk mengukur flow, dapat menggunakan alat yang sangat sederhana, misalnya dengan sebidang kaca yang diletakkan miring atau dengan spread meter yang mampu mengukur daya sebar tinta dalam jangka waktu tertentu. Untuk memperoleh gambar-cetak yang tanpa cacat, tinta tidak boleh terlalu encer, dan tidak terlalu kental. Ukuran untuk keadaan encer-kentalnya tinta ini disebut viscositas. Viscositas adalah kekentalan tinta cetak atau ukuran tekanan dalam (internal friction) dari suatu zat cair terhadap alirannya yang diukur dengan alat ukur Viscometer dengan satuan Centipoise (cP). Tinggi rendahnya viscositas tinta cetak dipengaruhi oleh sifat mesin cetak dan bahan cetakan (kertas). Viskositas tinta ditentukan oleh bahan pengikatnya (pembawa warnanya). Dengan menambahkan bahan pengencer atau vernis dari berbagai tingkat viskositas, pencetak dapat mengubah viskositas tintanya. Pada tiap pengalihan lapisan tinta dari satu permukaan ke permukaan lain, terjadi pembagian lapisan tinta itu. Ketahanan itu dinamakan kelekatan atau kelengketan tinta atau yang sering disebut tackness. Tackness adalah sifat lengket (kelengketan).
2.4. Viskositas Tinta rendahnya kelengketan tinta cetak akan ditentukan oleh sifat-sifat mesin cetak/kecepatan,
sifat bahan cetakan (kertas), jenis cetakan, dan lain-lain. Alat pengukur tackness adalah tack meter. Viskositas dan kelengketan tinta dapat diubah dengan penambahan pasta, bahan pengencer, dan vernis dari berbagai kelengketan. Minyakcetak membuat tinta encer dan pendek. Tinta ofset yang encer dan pendek sangat mudah mengendap pada rol hantar air. Sedangkan Pastacetak membuat tinta pendek, tetapi tidak encer, jadi baik terhadap pencabutan. Konsistensi dari sifat tinta cetak juga berubah karena gerak tinta. Tinta akan diam ketika dalam bak tinta, maka akan lebih kental daripada kalau digerakkan. Sifat tinta ini masish dipertinggi karena kerjasama antara pigmen organik dan vernis, sifat tinta ini disebut tiksotrop. Thixotropy adalah sifat yang dimiliki tinta ofset menjadi cair ketika diaduk dan akan kembali mengental bila didiamkan.
Menurut jenis proses cetak dan pemilihan bahan pengikat bagi tinta, pada dasarnya dapat dibedakan tiga jenis pengeringan, antara lain:
(a) setting, pengeringan karena perasukan tinta,
(b) oksidasi dan polimerisasi, pengeringan karena oksidasi tinta, dan
(c) evaporasi, pengeringan karena penguapan bahan pelarut.
Pengeringan tinta sampai dengan ke pori-pori kertas disebut drying time. Perasukan tinta merupakan gejala fisik yang sederhana. Bahan pelarut dan sebagian bahan pengikat terserap oleh serat-serat kertas. Penampang kertas tercetak yang tintanya merasuk 20 seluruhnya, memperlihatkan tinta yang telah masuk ke dalam kertas. Jumlah perasukannya tergantung dari tertutupnya permukaan dan kekerasan kertas. Tinta ofset Rotasi keringnya tinta karena gabungan dari ketiga proses pengeringan tersebut. Untuk mempercepat pengeringan dengan peningkatan suhu. Cetak ofset rotasi menggunakan tinta kering, karena panas (heat set). Bahan yang tercetak dengan tinta ini, dialirkan melalui tungku pengering yang biasanya dipanasi dengan nyala gas, sehingga dapat mengering seluruhnya.
Baik buruknya pengalihan tinta ke kertas tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
(1) tekanan antara rol-rol tinta,
(2) kekerasan rol-rol tinta (karet),
(3) kerataan/ kelicinan permukaan kertas,
NOTE:sebelum memilih tinta yang ingin digunakan ada sebaiknya anda mengetahui tips memilih tinta yang baik agar hasil yang didapat sesuai yang diharapkan.
Tinta yg dipakai oleh printer inkjet seperti Epson, HP, Canon, Lexmark, Brother dll adalah formulasi pabriknya sendiri dan tidak dijual bebas di pasaran kecuali dalam bentuk cartridge yang siap pakai untuk printer desktopnya (kecuali Epson baru saja mencoba menjual tinta dalam bentuk botolan khusus untuk printer yang sudah ada sistim infus terintegrasi di dalamnya (tipe L-100 dan L-200 yang katanya hanya dijual/ditargetkan untuk pasar Indonesia saja).
Sepertinya sejauh ini mereka belum ada pikiran untuk menjual tintanya saja apalagi dengan harga murah, karena mereka yang melakukan riset sebagai pengembang ide. Selain karena mereka adalah pengembang/penciptanya, kualitasnya pasti premium dan tidak perlu diragukan lagi.
Warna Dasar Tinta
Perlu diketahui, bahwa printer dari merk yang sama (sama-sama HP, sama-sama Epson, dll) tetapi model berbeda bisa mempunyai/memakai jenis cartridge yang sama. Pabrikan printer mengembangkan formulasi tinta, karakteristik tinta, dan profile warna tinta, sesuai dengan spesifikasi tertentu yang dioptimumkan oleh printer driver. Seperti diketahui, ada beberapa warna dasar tinta, yaitu Hitam (Black), Cyan (Biru), Kuning (Yellow) dan Merah Muda (Magenta). Warna-warna lain akan dibentuk dengan mencampur ke-empat warna dasar tsb. Jadi secara praktis, hampir semua warna bisa dihasilkan oleh campuran warna-warna dasar tersebut, kecuali warna putih, warna metalik (emas atau silver) dan warna-warna fluoresent/neon.
Jadi warna putih tidak dihasilkan oleh printer (tidak seperti tinta DTG yg berwarna putih), tetapi mewrupakan warna dasar kertas (putih) yang tidak disemprot oleh tinta. Untuk menghasilkan warna-warna lain, masing-masing printer berusaha membuat optimum hasil cetaknya. Untuk photo printer, bisanya ditambahkan warna-warna dasar seperti biru muda (Light Cyan atau Photo Cyan) dan Merah muda pucat (Light/Photo Cyan). Tetapi ada juga yang menggunakan warna lain seperti Hijau, Orange, Hitam Muda (Photo Black), Hitam Glossy/Matte dan lain-lain.
Macam-macam printer
Spesifikasi printer inkjet yang mempengaruhi jenis tintanya, antara lain:
1. Kecepatan cetaknya (line per minute). Semakin cepat speednya, maka harus semakin cepat kering tintanya agar tidak mbelobor ketika kertas halaman baru menimpa kertas halaman lama
2. Jenis printernya, photo printer (6+ warna dasar) vs color printer (4-warna dasar), yaitu profile warnanya
3. Teknologi cetaknya, misalnya antara Bubble Jet printer spt pada Canon vs Micropiezo pada Epson. Printer dengan teknologi Bubble Jet menggunakan panas untuk memuaikan tinta sehingga jatuh sebagai gelembung mikro yang membentuk titik semprotan tinta. Pada Epson dengan teknologi MicroPiezo, tidak digunakan panas untuk menjatuhkan tinta, tetapi menggunakan getaran crystal
4. Maximum DPI atau dot per inch, yaitu tingkat kehalusan titik droplet dari hasil cetaknya. Semakin halus titiknya, maka semakin lembut pipa/nozzle kapiler tinta pada printhead, dan semakin mudah buntu
Tinta Inkjet Compatible/Generic
Tinta inkjet compatible/generic dibuat oleh pabrik tinta, bukan oleh pabrik printer. Seperti yang kita semua tahu, jauh sebelum ada printer inkjet, pabrik tinta sudah membuat tinta untuk stempel, percetakan, alat tulis, dll. Jadi pabrik tinta ini mungkin usianya lebih tua dari HP, Canon ataupun Epson. Namun walaupun mereka ahli meramu dan membuat tinta, mereka tidak tahu harus bagaimana membuat formulasi tinta yang sesuai dengan kebutuhan sebuah inkjet printer.
Karakteristik tinta yang diperlukan untuk inkjet printer tentunya tidak sesederhana tinta untuk stempel atau alat tulis. Profil warna, tingkat keasaman (pH), surface tension (tensiometry), kekentalan (viscocity) dan specific gravity/density (berat jenis) tidak bisa sembarangan. Belum lagi parameter lain yang harus diperhatikan seperti anti bakteri/jamur, daya rembes tinta pada bahan cetak seperti kertas, serta tingkat kemurnian bahan dasar air sebagai pelarutnya.
Kesimpulan: Pabrik tinta mengerti bagaimana mencampur dan membuat tinta yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, tetapi pabrik printerlah yang merumuskannya. Jadi siapa yang lebih menentukan? Pertanyaan ini serupa dengan pertanyaan dalam permainan sepak bola, kiper dan penyerang, mana yang lebih penting? Ya dua-duanya. Ya, pabrik printer dan pabrik tinta juga!
Tinta Spesifik vs Tinta Universal
Ketika pabrik printer merilis printernya, maka pabrik tinta mempelajari formulasi tintanya dan bereksperimen membuat tinta alternatif yang cocok. Berbekal pengalaman pengetahuan membuat tinta, mereka berusaha membuat tinta yang sesuai dengan kebutuhan printernya. Karena ada banyak jenis printer di pasar, maka sebagai konsekuensinya pabrik tinta juga berusaha membuat tinta alternatif dan spesifik yang sesuai. Dan ini berarti jumlah tinta yang ada akan cukup banyak, sebanyak jumlah cartridge atau printer yang ada. Tinta yang seperti ini disebut dengan tinta Spesifik.
Beberapa jenis tinta spesifik diklasifikasikan kemiripan sifatnya dan warnanya. Dengan spesifikasi rata-rata dan kompromi tidak selalu bisa optimal pada setiap jenis printer, maka akhirnya dikembangkan Tinta Universal. Tinta universal ini dibuat dengan pertimbangan kebutuhan pemakai di mana faktor ekonomis lebih diutamakan daripada hasil cetak.
Tinta Universal yang ada di pasaran adalah satu macam tinta inkjet untuk semua jenis printer dari segala merk yang ada di pasaran.
Tinta Pigment vs Tinta Dye
Tinta Pigment adalah tinta yang warnanya berasal dari pewarna pigment/biasanya berupa bubuk, dan tidak larut dalam air. Nama campurannya dalam bahasa Inggris disebut sebagai suspension. Karena pewarna pigment berupa bubuk, partikel pewarna ini tidak ikut merembes masuk ke serat kertas, tetapi tinggal di permukaan dan menjadi lapisan pewarna yang lebih tahan luntur dan tahan cahaya. Sebaliknya pada Tinta Dye, pewarna ini larut dalam air dan merembes ke serat kertas. Dan untuk membedakannya, tinta dye warnanya bening/transparan (jika ikan bisa berenang di dalamnya pasti akan kelihatan). Sebaliknya tinta pigmen warnanya seperti susu (butek). Sebagai perumpamaan jika ikan bisa berenang di dalamnya, ikan tsb tidak akan kelihatan.
Tinta dye warnanya lebih kaya daripada tinta pigment, namun tinta dye tidak tahan luntur terhadap air dan cahaya dibanding tinta pigment. Pada printer Epson, tinta asli dari Epson yang disebut dengan DuraBrite, diklaim oleh Epson tahan luntur air dan cahaya sebagus pigment tetapi warnanya kaya seperti tinta dye.
Tinta Water Based dan Solvent Based
Tinta yang dipakai untuk printer desktop dimaksudkan oleh pabrik pembuatnya untuk dipakai dalam lingkungan kantor atau rumah, bukan dalam lingkungan pabrik. Oleh sebab itu tintanya harus ramah terhadap kesehatan, tidak beracun, dan bahkan ramah terhadap anak kecil sekalipun. Sebab itu tinta inkjet untuk printer desktop adalah tergolong Tinta Water Based, artinya memakai bahan dasar pelarut air. Selain itu Tinta Water Based tidak berbahaya dan tidak mudah terbakar. Hal ini kebalikan dengan Tinta Solvent Based yang dipakai dalam lingkungan pabrik atau pada mesin printer outdoor. Baunya cukup menyengat dan tidak baik untuk dipakai di lingkungan kantor dan rumah.
Tinta Sublimation vs Tinta Inkjet Biasa
Tinta Sublimation walaupun diperuntukkan untuk printer inkjet biasa, namun dikembangkan bukan oleh pabrik pembuat printer. Kebalikan dengan Tinta Inkjet Biasa yang dikembangkan oleh pabrik pembuat printer. Tinta Sublimation ini dikembangkan oleh pihak lain yang memanfaatkan teknologi inkjet untuk keperluan komersial. Dengan menggunakan tinta ini, maka proses sublimation, yaitu proses padat langsung menjadi gas, bisa dipindahkan untuk memindahkan gambar yang dicetak dengan tinta sublim ke bahan lain (kain, keramik, polyster, dsb) setelah dipanasi dengan mesin pemanas (seperti setrika). Keuntungannya dengan proses sublimasi ini, printer personal bisa menjadi mesin komersial dengan harga yang terjangkau. Lebih detail hal ini akan dibahas tersendiri.
Tinta Textile Pigment/Tinta DTG
Tinta Jenis Ini di formulasikan khusus untuk printer DTG (direct to Garment). Printer yang mampu mencetak langsung keatas permukaan kaos tanpa perantara kertas atau transfer papper. Umumnya tinta textile pigment berbahan dasar air dan ketika mengering berubah menjadi karet. Tinta jenis ini tidak tahan terhadap cuaca panas atau lembab.
Lebih Detail tentang Tinta DTG akan Dibahas Tersendiri